Senin, 27 Juli 2009

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
PINOPHYTA
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Botani Phanerogamae


MOHAMMAD FADLI

PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2009
LAPORAN PRAKTIKUM
PINOPHYTA

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Hari, tanggal : Rabu, 18 & 25 Februari 2009
Waktu :09.30 – 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Struktur Tumbuhan FPMIPA

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
 Untuk mengenal keanekaragaman tumbuhan yang termasuk Pinophyta
 Untuk menemukan cirri-ciri familia dari ordo Cycadales, Coniferales, Gnetales
 Untuk memilah tumbuhan Pinophyta menjadi dua kelompok berdasarkan cirri-ciri yang diamati
 Untuk menemukan urutan keprimitifan/ kemajuan anggota-anggota familia dalam division Pinophyta


C. DASAR TEORI
Pinophyta atau Gymnospermae merupaka suatu kelompok tumbuhan yang sudah ada sejak zaman Palaeozoikum. Kelompok-kelompok yang lebih kecil dari Pinophyta berkembang pada akhir Palaeozoikum dan awal mesozoikum kemudian menyusut pada akhir mesozoikum seiring dengan punahnya dinosaurus. Pada kenozoikum hanya tinggal 4 kelas dengan adanya penambahan kelompok Gnetopsida. Di daerah tropis hanya ditemukan 3 kelas yaitu Cycadopsida, Coniferopsida, dan Gnetopsida. Kelas Ginkgopsida hanya ditemukan di daerah subtropics seperti jepang, China dan Aerika utara.
Cycadopsida diwakili oleh ordo Cycadales dengan dua familia (Cycadaceae, Zamiaceae). Coniferales dengan beberapa familia (Pinaceae, Araucariaceae, Podocarpaceae, Cupressaceae). Sedangkan Gnetopsida diwakili oleh ordo Gnetales dengan beberapa familia (Gnetacae, Ephedraceae, Welwitisiaceae).
Ordo Cycadales
Ordo cycadales yang semula hanya memiliki satu familia (Cycadaceae) kini terdiri atas familia Cycadaceae dan Zamiaceae. Di dalam beberapa buku kedua familia tersebut masih sering disatukan. Di kebon Raya Bogor kedua familia tersebut sudah dinyatakan terpisah.
Oada umumnya ada kemiripan antara anggota Cycadaceae dengan anggota Zamiaceae yaitu strobilus betina terminalis dan tunggal, juga strobilus jantannya besar. Daun besar dengan duduk daun roset mirip daun paku tiang.
Ordo Coniferales
Familia pada ordo Coniferales cukup banyak, tetapi kesemuanya memiliki kesamaan dalam bentuk strobilus sesuai dengan namanya. Kebanyakan anggota Coniferales jarang menggugurkan daunnya sehingga dikenal dengan “evergreen plant”. Bentuk daun anggota-anggota dalam Conifferales sangat bervariasi namun kebanyakan sempit dan mengalami perubahan bentuk berupa jarum, paku, sisik pisau bermata dua. Mikrospora atau serbuk sarinya ringan, kecil dan memiliki alat bantu sehinga mudah diterbangkan oleh angin.
Ordo Gnetales
Gntaceae merupakan salah satu familia dalam Gnetales yang sangat berbeda penampakannya dari ordo yang lain. Kebanyakan anggota ordo Gnetaceae memiliki habitus berupa liana. Ovulumnya lebih tertutup dibandingkan dengan ovulum familia lain dalam Pinophyta, tetapi mikropilnya tetap terbuka.(Anonim, 2009)

Cirri-ciri familia pada Pinophyta
Cycadaceae
• Mirip palma berkayu berbentuk pohon atau semak
• Daun berbagi menyirip, tersusun roset batang, daun muda menggulung
• Strobilus terminalis, uniseksual, dioecious.
• Strobilus jantan banyak sekali mengandung mikrosporofil yang tersusun spiral dengan mikrosporangia pada permukaan bawah
• Gamet jantan (spermatozoid) motil, di lingkungan air, penting untuk penyerbukan
• Megasporofil mirip bulu ayam, tersusun longgar di ujung batang atau tersusun rapat dan kompak.
• Jumlah ovuli dua atau lebih pada tiap megasporofil
Podocarpaceae
• Perdu atau pohon, daun tersusun berseling atau spiral, bentuk menyerupai sisik.
• Strobilus uniseksual, diocelous, aksilaris.
• Strobilus jantan berbentuk conus dengan banyak mikrosporofil, dua sporangia tiap mikrosporofil
• Mikropil pada Podocarpus menghadap bawah
Araucariaceae
• Evergreen trees, mengandung resin
• Daun tersusun spiral atau dua tingkat, kaku, serupa paku, linear atau ovatus, sering meruncing
• Strobilus uniseksual, terminalis atau aksilar
• Strobilus jantan dengan banyak mikrosporofil masing-masing dengan 4-19 mikrosporangia
• Strobilus betina mirip gada atau bulat, dengan ovulum soliter dengan bagian memipih serupa sayap
Pinaceae
• Pohon berkayu. Strobilus bentuk conus
• Daun bentuk jarum atau serupa sisik, tersusun spiral
• Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon, strobilus jantan lebih kecil daripada strobilus betina, terletak aksilaris
• Penyerbukan dan penyebaran biji dengan bantuan angin
Cupressaceae
• Daun bentuk jarum dan tersusun berseling atau berhadapan
• Strobilus jantan dan betina dalam satu pohon, strobilus jantan berbentuk kerucut, strobilus betina berbentuk bulat, terletak aksilaris
• Penyerbukan dan penyebaran biji dengan bantuan hewan
(Anonim, 2009)

Keprimitifan/kemajuan suatu takson dalam Pinophyta ditentukan oleh kemajuan /keprimitifan cirri yang dimilikinya. Secara morfologi dan anatomi cirri-ciri tersebut dapat diamati. Berdasarkan studi kepustakaan secara tidal langsung diketahui bahwa keterbukaan ovulum menunjukkan cirri primitive sedangkan ketertutupan menunjukkan kemajuan. Pola percabangan yang monopodial lebih primitive daripada pola percabangan simpodial. Letak strobilus yang aksilaris menunjukkan cirri lebih primitive dibanding dengan jumlah yang sedikit. Pertulangan daun yang belum berpola lebih primitive daripada yang sudah berpola. Begitu juga keadaan daun muda yang menggulung menunjukkan cirri primitive. Jika cirri-ciri ptimitif diberi skor rendah, sedangkan cirri maju diberi skor tinggi, maka perolehan skor tinggi menunjukkan spesies atau takson yang memilikinya lebih maju.
Tetumbuhan runjung atau Pinophyta, atau lebih dikenal dengan nama konifer (Coniferae), merupakan sekelompok tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dengan ciri yang paling jelas yaitu memiliki runjung ("cone") sebagai pembawa biji. Kelompok ini dulu dalam klasifikasi berada pada takson "kelas" namun sekarang menjadi divisio tersendiri setelah diketahui bahwa pemisahan Gymnospermae dan Angiospermae secara kladistik adalah polifiletik.
Kurang lebih ada 550 spesies anggota divisio ini, berbentuk berupa semak, perdu atau pohon. Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk berbentuk kerucut dan memiliki daun yang memanjang (lanset) atau berbentuk jarum (sehingga dikenal juga sebagai tumbuhan berdaun jarum). Bentuk daun semacam ini dianggap sebagai adaptasi terhadap habitat hampir semua anggotanya yang banyak dijumpai di wilayah bersuhu relatif sejuk, seperti sekeliling kutub (circumpolar) atau di dataran tinggi.
Tumbuhan runjung kebanyakan tersebar di daerah beriklim sedang. Bentuk daunnya yang sempit sangat adaptif dengan suhu yang rendah yang menjadi ciri khas daerah tersebut.
Genus Agathis, umumnya disebut damar, atau dalam bahasa Maori disebut kauri, adalah genus dari 21 spesies pohon yang berdaun sepanjang tahun dari famili konifer purba Araucariaceae. Pohon-pohon ini bercirikan batang yang sangat besar dan percabangan sedikit atau tidak pada beberapa bagian ke atas. Pohon muda biasanya berbentuk kerucut; hanya saat dewasa tajuknya menjadi lebih membulat atau tidak beraturan. Kulit batang Agathis robusta di Melbourne Royal Botanic Gardens (daun-daun adalah milik tumbuhan lain)
Kulit kayunya lembut dan berwarna abu-abu muda atau cokelat abu-abu, biasanya mengelupas menjadi serpihan-serpihan yang menebal pada pohon yang lebih tua. Struktur cabangnya seringkali horizontal, atau menaik saat lebih besar. Cabang paling bawah seringkali meninggalkan luka cabang melingkar bila mereka tanggal dari batang yang berada lebih di bawah.
Daun muda pada semua spesies Agathis lebih besar daripada daun tua, lebih atau kurang lancip, bermacam-macam bentuknya di antara spesies dari bentuk ovata (membulat telur) hingga lanceolata (panjang, lebar di tengah). Daun tua berlawanan, bentuk elips hingga linier, sangat kasar dan cukup tebal. Daun muda seringkali berwarna merah tembaga, kontras dengan dedaunan musim sebelumnya yang biasanya hijau atau hijau-berserbuk.
Runjung serbuk sari jantan muncul biasanya hanya muncul pada pohon yang lebih besar setelah runjung biji muncul. Runjung biji betina biasanya berkembang pada anak cabang samping yang pendek, menjadi dewasa setelah dua tahun. Bentuknya umumnya oval atau globe.
Tumbuhan ini terutama dijumpai hutan pegunungan, meskipun cukup toleran dengan kondisi dataran rendah. Tajuknya tegak meninggi dengan percabangan yang tidak terlalu lebar. Daunnya lanset agak lebar namun relatif tebal. Bentuknya yang khas ini membuatnya disukai sebagai tumbuhan peneduh tepi jalan (misalnya di Jalan Dago, Bandung).
Araucaria terutama merupakan pohon besar dengan batang tegak yang sangat besar, mencapai tinggi 30-80 m. Cabang horizontal yang menyebar tumbuh dalam gelungan dan ditutupi daun yang kasar atau mirip jarum. Pada beberapa spesies, daunnya berbentuk jarum dan lanceolate (panjang, lebar di tengah), sedikit tumpang-tindih satu sama lain, pada spesies lain daunnya lebar dan pipih, dan bertumpang tindih.
Pohon-pohon ini kebanyakan bersifat dioecious, runjung jantan dan betina berada pada pohon yang terpisah, meskipun kadang ada individu yang monoecious (junjung jantan dan betina dalam satu pohon) atau berganti kelamin sewaktu-waktu. Runjung betina biasanya berada tinggi di atas pohon, berbentuk bulat, dan beragam ukurannya antar spesies dari diameter 7-25 cm . Runjung-runjung itu mengandung 80-200 biji besar yang dapat dimakan, seperti kacang pinus meski lebih besar. Runjung jantan lebih kecil dengan panjang 4-10 cm, bentuk silindris sempit hingga lebar, lebarnya 1,5-5 cm.
Banyak populasi Araucaria jika tidak semua merupakan relik (sisa-sisa penyebaran masa lalu), dengan distribusi yang terbatas. Mereka ditemukan di hutan dan dataran semak, dengan keterkaitan dengan tempat terbuka.Beberapa spesies Araucaria relatif umum dalam budidaya karena kebiasaan tumbuhnya yang simetris dan formal.
Araucariaceae adalah familia konifer yang sangat purba. Mereka mencapai keanekaragaman maksimum pada periode Jurassik dan Kapur saat mereka ada hampir di seluruh dunia. Pada akhir periode Kapur, saat Dinosaurus punah, Araucariaceae di belahan Bumi utara juga punah.
Melinjo berperawakan pohon yang ramping, berkelamin dua dan selalu hijau, dengan batang yang lurus sekali, tingginya 5-10 m; kulit batangnya berwarna kelabu, ditandai oleh gelang-gelang menonjol secara nyata; cabang-cabangnya berbagai ukuran dan letaknya melingkari batang, terus sampai di pangkal bacang. Cabang itu menebal di pangkalnya. Daun-daunnya berhadapan, berbencuk jorong, berukuran (7,5-20) cm x (2,5-10) cm; tulang daun sekunder melengkung dan bersatu di ujungnya. Perbungaannya menyendiri dan keluar dari ketiak daun, juga dari batang yang celah tua, panjangnya 3-6 cm, dengan bunga-bunganya tersusun dalam bentuk lingkaran di buku-bukunya. Bunga betina sebanyak 5-8 kuntum pada setiap buku perbungaan, bentuknya bundar dan melancip ke ujungnya. Buahnya mirip buah geluk, berbentuk jorong, panjangnya 1-3>5 cm, berembang (apiculate) pendek, berbulu halus, mula-mula berwarna kuning, kemudian berubah menjadi merah sampai lembayung jika macang. Bijinya satu butir per buah, berukuran besar dan berkulit tanduk. Proses embriogenesisnya mungkin belum tuntas sewaktu biji itu jatuh dari pohon, perkembangan selanjutnya terjadi sewaktu biji sudah tergeletak di tanah. Biji itu memerlukan waktu beberapa bulan sampai 1 tahun untuk mulai berkecambah. Fase yuwananya berlangsung 5-8 tahun. Munculnya ranting secara serempak dan pembungaannya berlangsung terus-menerus sepanjang tahun, tetapi keadaan iklim di sentra-sentra utamanya menyebabkan adanya tingkatan kesinkronan, yang seringkali menjurus ke cerjadinya 2 kali masa panen per tahunnya.
Melinjo (Gnetum gnemon L.) atau dalam bahasa Sunda disebut Tangkil adalah suatu spesies tanaman berbiji terbuka (Gymnospermae) berbentuk pohon yang berasal dari Asia tropik dan Pasifik Barat. Melinjo dikenal pula dengan nama belinjo, mlinjo (bahasa Jawa), tangkil (bahasa Sunda) atau bago (bahasa Melayu dan bahasa Tagalog). Melinjo banyak ditanam di pekarangan sebagai peneduh atau pembatas pekarangan dan terutama dimanfaatkan "buah" dan daunnya.
Berbeda dengan anggota Gnetum lainnya yang biasanya merupakan liana, melinjo berbentuk pohon. Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbentuk pohon yang berumah dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang berdaging.
Tusam atau pinus adalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang semuanya tergabung dalam marga Pinus. Di Indonesia penyebutan tusam atau pinus biasanya ditujukan pada tusam Sumatera (Pinus merkusii Jungh. et deVries). Tusam kebanyakan bersifat berumah satu (monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina namun terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (sub-dioecious).
Tusam Sumatera merupakan tumbuhan runjung (Pinophyta) dengan daun berbentuk jarum. Tumbuhan ini berumah satu, berarti organ kelamin jantan dan betina terpisah namun dalam satu individu. Tumbuhan berbentuk pohon dengan tajuk cenderung berbentuk kerucut, walaupun terdapat variasi yang cukup besar.
Podocarpaceae adalah satu famili besar dari konifer yang hidup di belahan Bumi selatan, dengan 18-19 genus dan sekitar 170-200 spesies pohon dan semak yang selalu berdaun sepanjang tahun. Famili ini adalah anggota klasik dari flora Antarktika, yang pusat keanekaragamannya berada di wilayah Australasia, terutama New Caledonia, Tasmania, Selandia Baru, dan agak sedikit meluas ke Malesia dan Amerika Selatan (terutama di pegunungan Andes). beberapa genus sebarannya meluas ke utara khatulistiwa ke Indocina dan Filipina. Genus Podocarpus menyebar di utara sejauh selatan Jepang dan selatan Cina di Asia serta Mexico di Amerika, dan genus Nageia hingga selatan Cina dan selatan India. Dua genus juga terdapat di Afrika sub-Sahara, yaitu Podocarpus yang penyebarannya luas dan Afrocarpus yang endemik. (Anonim, 2008)
Crri utama tumbuhan Gymnospermae adalah bijinya tak diselubungi oleh daun buah atau karpel sehingga dikatakan sebagai berbiji telanjang. Pada kelompok ini polyembrionik sering terjadi walaupun embrio yang berkembang hanya satu. Pada Gymnospermae air sudah tidak dibutuhkan lagi medium fertilisasi karena adanya pembentukan buluh serbuk pada serbuk sari yang berkecambah. Pada Coniferophyta dan Gnetophyta spermanya tidak mempunyai flagella sehingga buluh serbuknya langsung menghantarkan ke arkegonia.pada Cycas dan Ginkgo fertilisasinya merupakan bentuk antara paku-pakuan dan tumbuhan berbiji yakni spermanya dapat berenang bebas dan tak mampu bergerak.
Tumbuhan gymnospermae dibagi menjadi 4 divisi yakni
1. Cycadophyta
Cycadophyta adalah kelompok tumbuhan yang anggotanya berbeda satu sama lainnya. Salah atu contohnya adalah Cycas yang tubuhnya menyerupai tanaman palem. Sebagian besar dari kelompok ini hidup di daerah tropis dan subtropics. Pada umumnya anggota Cycadophyta adalah tanaman yang berukuran besar, beberapa jenis dapat mencapai tinggi sampai 18 meter atau lebih. Batangnya tertutup oleh dasar dari daun yang gugur. Daun Cycadophyta yang fungsional mengelompok berupa roset yang ada di ujung batang sehingga menyerupai tanaman palem. Struktur reproduksinya berupa daun-daun mereduksi yang mendukung sporangia dan mengelompok pada suatu aksis membentuk struktur seperti kerucut. Strobilus jantan dan betina berada pada tanaman yang berbeda sehingga penyerbukannya angin.

2. Ginkgophyta
Salah satu anggotanya adalah Ginkgo biloba, tanaman ini mudah dikenali karena bentuk daunnya seperti kipas dengan tulang daunnya yang bercabang menggarpu. Tingginya dapat mencapi 30 meter atau lebih, tanaman ini bersifat desiduos, daunnya berubahmenjadi berwarna keemasan sebelum gugur. Gynkgophyta mempunyai ovulum dan mikrosporangia yang terdapat pada individu yang berlainan. Ovulumnyaberpasangan pada ujung cabang pendek dan ketika masak menghasilkan biji yang berdaging.
3. Coniferophyta
Pinus merupakan marga yang paling popular diantara anggota Gumnospermae lainnya. Pinus mempunyai susunan daun yang unik, yaitu pada saat serupa semaian mempunyai susunan daun spiralis dan berupa daun tunggal. Akan tetapi ketika berumur satu atau dua tahun daun yang berupa jaru terebut berubah menjadi tersusun dalam suatu berkas atau fasikulus. Setiap fasikulus terdiri dari satu sampai delapan daun jarum tergantung jenisnya. Dilihat dari struktur anatomisnya daun pinus sangat cocok untuk tumbuh di daerah kering. Beberapa cirinya adalah sebagai berikut : epidermisnya tertutup oleh kutikula tebal, epidermisnya tebal dan rapat, hipodermisnya tersusun oleh sel-sel yang berdinding tebal, selain itu stomatanya tenggelam. Pinus seperti anggota Conifer lainnya menghasilkan strobilus jantan dan betina pada satu pohon. Biasanya strobilus jantan tmbuh pada cabang yang lebih rendah daripada cabang strobilus betina. Pada beberapa jenis pinus kedua jenis strobilus ini tumbuh pada cabang yang sama dengan strobilus betina tumbuh dekat ujung cabang. Strobilus betina mempunyai ukuran lebih besar dan kompleks daripada strobilus jantan. Meskipun beberapa anggota Conifer lain tidak mempunyai daun jarum dan berbeda dalam system reproduksinya tetapi Conifer merupakan kelompok yang relatif homogen.


4. Gnetophyta
Divisi ini meliputi 3 genera yaitu Gnetum, Epedhra, Welwitschia. Gnetum mempunyai 30 jenis meliputi tumbuhan yang berupa pohon €dan merambat dengan daun yang tebal dan besar seperti kulit, menyerupai daun tumbuhan dikotil. Tumbuh di daerah tropis. Ephedra meliputi 35 jenis, pada umumnya berupa tumbuhan semak dengan daun kecil seperti sisik dan batang bersambungan satu sama lainnya. Tumbuh didaerah kering atau gurun. Welwitschia merupakan tumbuha berpembuluh paling aneh. Sebagian besar tubuhnya teertanam dalam tanah berpasir. Bagian yang muncul di atas tanah berupa cakram besar berkayu berbentuk konkaf dengan dua daun yang berbentuk pita. Cabang yang menghasilkan strobilus tumbuh dari jaringan meristem yang ada di bagian tepi cakram. Banyak ditemukan di gurun. Anggota Gnetophyta mempunyai karakteristik seperti tumbuhan Angiospermae, misalnya antara strobilusnya dengan bunga majemuk pada Angiospermae, adanya trakea di dalam xilemnya, serta tidak adanya arkegonia pada Gnetum dan Welwitschia. (Sudarsono,2005 )

D. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. ALAT
• Lup
• Pisau/silet
2. BAHAN
• Pinus merkusii
• Cycas rumpii
• Cupressus
• Araucaria
• Agathis damara
• Podocarpus
• Gnetum gnemon

E. CARA KERJA
• Mengamati tanaman yang termasuk Pinophyta kemudian mengidentifikasi cirri-ciri utama yang dimiliki oleh anggota Pinophyta tersebut dan selanjutnya menggolongkannya berdasarkan cirri-cirinya dalam klasifikasi Biner, klasifikasi bertingkat dan seriasi

F. HASIL PENGAMATAN
1. KLASIFIKASI BINER
No Karakter Ya Tidak
1 Daun lembaran 2,5,6,7 1,3,4
2 Duduk daun berhadapan 2,5,7 1,3,4,6
3 Daun serupa jarum 1,4 2,3,5,6,7
4 Bertulang daun 2,6,7 1,3,4,5
5 Daun muda menggulung 2 1,3,4,5,6,7
6 Tepi daun rata 3,4,5,6,7 1,2
7 Monocieous 1,3 2,4,5,6,7
8 Letak strobilus jantan terminal 1,2,4,5 3,6,7
9 Letak strobilus betina terminal 2,4,5 1,3,6,7
10 Jenis daun tunggal berbagi 1,2 3,4,5,6,7

Keterangan :
1. Pinus merkusii
2. Cycas rumpii
3. Cupressus
4. Araucaria
5. Agathis damara
6. Podocarpus
7. Gnetum gnemon

G. PEMBAHASAN
Pinophyta merupakan tumbuhan yang termasuk ke dalam tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae). Pinophyta ini dibagi menjadi 4 kelas namun di daerah tropis hanya ditemukan 3 kelas pinophyta yakni Cycadopsida, Coniferopsida dan Gnetopsida. Kelas Cycadopsida diwakili oleh family Cycadaceae yakni Cycas rumpii. Untuk kelas Coniferopsidales diwakili oleh anggota masing-masing familia yakni Podocarpus, Pinus mercusii, Araucaria dan Cupressus. Gnetales diwakili oleh satu spesies yaitu Gnetum gnemon dari family Gnetales
Untuk mengetahui lebih lanjut karakteristik masing-masing spesies, akan kita lihat pembahasan di bawah ini :
1. Pinus merkusii
Divisio : Pinophyta
Class : Coniferopsida
Ordo : Coniferales
Familia : Pinaceae
Genus : Pinus
Spesies : Pinus mercusii
Pinus mercusii merupakan termasuk ke dalam kelas Coniferopsida dan familia Pinaceae. Pinus ini mempunyai cirri habitusnya adalah pohon berkayu dengan pola percabangan monopodial, memiliki daun seperti jarum yang panjang dengan duduk daun tersebar. Merupakan tumbuhan berumah satu (monocieous) yang artinya alat kelaminnya dalam satu tumbuhan. Alat kelaminnya berupa strobilus, dimana strobilus jantan letaknya di terminal dan beetinanya letaknya aksilaris, biasanya strobilus betina lebih besar daripada yang jantannya. Memiliki jumlah makrofil dan mikrofilnya banyak dengan posisi yang tersebar. Keterbukaan bijinya adalah agak terbuka.


2. Cycas rumpii
Divisio : Pinophyta
Class : Cycadopsida
Ordo : Cycadales
Familia : Cycadaceae
Genus : Cycas
Spesies : Cycas rumpii
Cycas rumpii atau lebih dikenal dengan nama pakis haji adalah anggota dari Cycadopsida. Tanaman ini habitusnya adalah pohon yang berkayu dengan pola percabangan monopodial. Daunnya termasuk daun tunggal partitus dengan tepi yang tak rata dengan duduk daun yang berhadapan. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan berumah dua (dioucieous) dimana alat kelaminya yakni strobilusnya terpisah antara jantan dan betinanya. Kedua strobilus tersebut terletak diterminal dengan strobilus betina lebih besar daripada strobilus jantan. Jumlah makrofil dan mikrofilnya banyak dengan posisi yang spiral dan keterbukaan bijinya terbuka.

3. Cupressus
Divisio : Pinophyta
Class : Coniferopsida
Ordo : Coniferales
Familia : Cupressaceae
Genus : Cupressus
Spesies : Cupressus sp
Cupressus atau cemara kipas adalah tanaman yang termasuk kedalam kelas Coniferales, familia Cupressaceae. Habitus spesies ini adalah pohon yang berkayu. Tanaman ini memiliki daun yang bentuknya serupa sisik atau daunnya tersusun sangat rapat. termasuk jenis daun yang tunggal dengan tepi daun yang rata dengan duduk daun yang berseling atau roset.daun muda Cupressus ini tak menggulung. Termasuk ke dalam tumbuhan yang berumah satu (monocieous), strobilus terletak dalam satu pohon dan kedua-duanya letaknya aksilaris. Memiliki jumlah mikro dan makrofilnya beberapa dan berkarang. Dilihat dari keterbukaan bijinya, tumbuhan ini termasuk yang agak tertutup.


4. Araucaria
Divisio : Pinophyta
Class : Coniferopsida
Ordo : Coniferales
Familia : Araucariaceae
Genus : Araucaria
Spesies : Araucaria sp
Araucaria adalah termasuk kedalam kelas Coniferopsida familia Araucariacea yang berhbitus pohon dan memiliki batang yang berkayu dengan pola percabangan monopodial. Daun tumbuhan ini menyerupai jarum sama seperti Pinus namun ukurannya kecil dan pendek dan jenis daunnya tunggal, tepi tidak rata serta memiliki duduk daaun yang bersaeling atau roset. Tumbuhan ini termasuk yang berumah satu karena alat kelamin atau strobilusnya berbeda tempatnya atau beda pohon namun memiliki letak yang sama yakni di bagian terminalnya. Memiliki jumlah mikro dan makrosporofilnya yang banyak dengan letak yang spiral. Memiliki keterbukaannya agak tertutup.
5. Agathis damara
Divisio : Pinophyta
Class : Coniferopsida
Ordo : Coniferales
Familia : Araucariaceae
Genus : Agathis
Spesies : Agathis alba
Agathis alba atau dammar ini satu familia dengan Araucaria namun bila dilihat dari cirri morfologisnya agak berbeda. Tumbuhan ini habitusnya adalah pohon yang berkayu dengan pola percabangan yang monopodial. Daunnya merupakan daun tunggal yang tepi daunnya rata dengan duduk daun yang berhadapan. Merupakan tumbuhan yang berumah dua dimana strobilusnya terpisah antara jantan dan betina. Strobilus jantan dan betina sama-sama di terminal. Strobilus jantan dan betina memiliki makro dan mikrofil yang banyak dengan posisi yang spiral. Memiliki keterbukaan biji yang agak tertutup.

6. Podocarpus
Divisio : Pinophyta
Class : Coniferopsida
Ordo : Coniferales
Familia : Podocarpaceae
Genus : Podocarpus
Spesies : Podocarpus polystachus
Podocarpus termasuk ke dalam family podocarpaceae kels Coniferopsida. Merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon yang berkayu pola percabangan monopodial. Daunnya merupakan daun jenis tunggal dengan tepi yang rata dengan duduk daun yang berkarang serta belum memiliki pola perutalngan daun. Merupakan tumbuhan yang berumah dua dengan strobilus jantan dan betina yang terpisah namun letaknya sama-sama aksilaris (muncul di bagian tunas aksilar). Memiliki jumlah makro dan mikrosporofil yang banyak dengan letaknya yang spiral. Keterbukaan bijinya hampir tertutup.

7. Gnetum gnemon
Divisio : Pinophyta
Class : Gnetalopsida
Ordo : Gnetales
Familia : Gnetaceae
Genus : Gnetum
Spesies : Gnetum gnemon
Gnetum gnemon merupakan satu-satunya contoh yang diamati dalam kelas Gnetopsida. Merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon dengan batang yang berkayu serta pola percabangan monopodial. Daunnya jenis tunggal dengan tepi yang rata, duduk daunnya berhadapan serta sudah memiliki pola pertulangan daun. Merupakan tumbuhan yang berumah dua dimana strobilus jantan dan betina terpisah, letak keduanya adalah sama-sama aksilaris. Jumlah mikrosporofi dan makrosporofil banyak dan berkarang. Keterbukaan bijinya sudah hampir tertutup.
Keprimitifan suatu spesies jika dilihat dari hasil pengamatan adalah yang jumlah skornya paling sedikit. Namun pada dasarnya keprimitifan/kemajuan suatu spesies dilihat dari pola percabangannya, keterbukaan bijinya habitusnya atau lebih tepatnya sifatnya lebih mendekati tumbuhan berbiji terbuka. Artinya semakin mendekati sifat tumbuhan berbiji terbuka maka Pinophyta ini sudakh semakin maju. Selain itu juga sifatnya sudah jauh dari tumbuhan paku. Tumbuhan yang sudah memiliki kemajuan adalah yang sudah mempunyai pola pertulangan daun seperti pada Cycas atau pada Gnetum, namun jika dilihat dari keterbukaan bijinya, Podocarpus dan Gnemon memiliki biji yang hampir tertutup yang artinya sudah maju, tapi pada Cycas keterbukaan bijinya adalah terbuka. Jenis kelamin juga berpengaruh dari penilaian maju atau tidaknya tumbuhan ini, yang berjenis kelamin ganda atau berumah satu dianggap lebih primitive daripada yang berumah satu. Untuk penentuan skor keprimitifan/kemajuan tersebut tergantung dari aspek yang diamati, makin besar kemiripannya dengan tumbuhan berbiji tertutup maka poin yang diberikan besar tapi jika lebih mendekati tumbuhan paku maka skornya kecil. Dari hasil pengamatan kami yang paling maju perkembangannya adalah spesies dari familia Gnetaceae yakni Gnetum gnemon karena memiliki skor paling tinggi dan jika dilihat morfologisnya spesies ini sudah mirip seperti tumbuhan berbiji tertutup. Untuk yang paling primitive, kelompok kami mendapatkan skor paling sedikit pada spesies Cycas rumpii. Untuk skor penilaian dan hasilnya dapat dilihat di bagan skala filogeni atau bagan seriasi.












H. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pinophyta memiliki 3 kelas, yakni Cycadopsida, Conifeopsida, dan Gnetalopsida
2. Kelas Cycalopsida diwakili oleh spesies Cycas rumpii dari familia Cycaceae
3. Kelas Coniferopsida diwakili oleh spesies dari masing-masing kelas yakni Pinus mercusii (family Pinaceae), Araucaria sp, Podocarpus (Podocarpaceae), Araucaria sp dan Agathis alba (Araucariaceae).
4. Untuk kelas Gnetalopsida diwakili oleh Gnetum gnemon.
5. Cirri dari ordo Cycadales adalah memiliki bentuk seperti paku tiang dengan duduk daun roset.
6. Cirri dari ordo Coniferales adalah memiliki perubahan bentuk daun serupa jarum seperti pada Pinus
7. Cirri dari Ordo Gnetales adalah ovulumnya lebih tertutup dari ordo yang lainnya sehingga dikatakan lebih maju, contohnya seperti Gnetum gnemon
8. Keprimitifan/kemajuan suatu tumbuhan dilihat dari kedekatannya dengan tumbuhan paku dan kedekatannya dengan tumbuhan berbiji terbuka.
9. Semakin jauh kekerabatnnya/kemiripannya dengan tumbuhan paku dan lebih mirip dengan tumbuhan berbiji tertutup maka dapat dikatakan bahwa tumbuhan tersebut sudah lebih maju dari yang lainnya.
10. Spesies yang paling maju adalah Gnetum gnemon dan yang paling primitive adalah dari golongan Cycaceae yakni Cycas rumpii karena mirip dengan tumbuhan paku.
11. Keprimitifan/kemajuan suatu spesies dapat kita tentukan dengan cara seriasi.





DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Petunjuk Praktikum Botani Phanerogamae. UPI Press. Bandung.
Anonym. 2007. Botani Phanerogamae. UPI Press. Bandung
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. UM Press. Malang.
Aninim. 2009. Free encyclopedi. [online]. Tersedia : http:/ /www.wikipedia.com.












Pakis Haji (Cycas rumpii)
Araucaria

Pinus mercusii
Pinus mercusii


Damar (Agathis alba)

Gnetum gnemon